Tiga Kelompok Terlibat Tawuran di Manggarai: Ini Kata Pramono
Situasi keamanan di kawasan Manggarai, Jakarta Selatan, kembali terganggu oleh aksi tawuran antarwarga yang terjadi pada awal pekan ini. Insiden yang sempat membuat lalu lintas lumpuh dan warga resah itu ternyata melibatkan tiga kelompok berbeda, sebagaimana diungkapkan oleh Wakil Gubernur DKI Jakarta, Pramono Hadi.
Dalam konferensi pers yang digelar di Balai Kota, Pramono menyampaikan bahwa bentrokan tersebut bukan sekadar perkelahian dua arah, melainkan konflik kompleks antar kelompok dari wilayah berbeda, yang sudah memiliki sejarah panjang perseteruan.
“Kami sudah menerima laporan lengkap dari aparat kepolisian dan pihak kelurahan. Ada tiga kelompok yang terlibat aktif dalam tawuran kemarin malam, dan ini bukan insiden pertama di kawasan itu,” ujar Pramono.
Bukan Tawuran Biasa
Pramono menjelaskan bahwa ketiga kelompok tersebut berasal dari RT/RW berbeda yang berbatasan langsung di kawasan padat penduduk Manggarai, dan sering bersitegang akibat persoalan sepele seperti sengketa lahan parkir, batas wilayah, hingga balas dendam atas tawuran sebelumnya. Sayangnya, situasi ini semakin sulit dikendalikan karena banyak remaja ikut terseret dalam konflik tersebut.
Selain menggunakan batu dan petasan, sejumlah pelaku dilaporkan membawa senjata tajam, meskipun belum ada laporan korban jiwa. Polisi telah mengamankan belasan orang untuk dimintai keterangan lebih lanjut.
Langkah Cepat Pemerintah dan Aparat
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, bersama Kepolisian dan TNI, langsung bergerak cepat pasca kejadian. Patroli gabungan telah ditingkatkan di kawasan Manggarai dan sekitarnya, termasuk pemasangan CCTV tambahan serta peningkatan sistem ronda warga.
Pramono juga menyatakan bahwa Pemprov akan menyiapkan program mediasi antarwarga, termasuk pendekatan sosial melalui tokoh masyarakat, pemuda, dan lembaga pendidikan. Ia menekankan bahwa solusi atas konflik semacam ini tidak cukup hanya dengan pengamanan, tetapi juga membutuhkan pendekatan kultural dan emosional.
“Kalau kita biarkan terus, anak-anak muda ini bisa tumbuh dalam kebencian yang diwariskan dari generasi sebelumnya. Ini bahaya laten perkotaan,” tegasnya.
Seruan untuk Masyarakat
Pramono mengajak semua pihak, khususnya orang tua dan warga sekitar, untuk aktif memantau dan membimbing anak-anak serta remaja agar tidak mudah terbawa arus permusuhan antar kelompok. Ia juga berharap agar media sosial tidak digunakan untuk memprovokasi atau menyebarkan video kekerasan yang dapat memperkeruh suasana.
Insiden tawuran di Manggarai yang melibatkan tiga kelompok sekaligus menjadi alarm serius bagi semua pihak—bahwa konflik sosial di tengah kota besar bisa berkembang kompleks jika tidak segera ditangani dari akar persoalannya. Seruan Pramono menjadi pengingat bahwa keamanan bukan hanya urusan polisi, tapi tanggung jawab kolektif seluruh elemen masyarakat.