Jakarta Rawan Terbakar: Pramono Dorong Setiap RT Punya APAR Sendiri
Ancaman kebakaran yang terus menghantui wilayah Jakarta menjadi perhatian serius banyak pihak. Dalam beberapa bulan terakhir, insiden kebakaran di kawasan padat penduduk meningkat tajam, terutama di pemukiman yang memiliki jalur sempit dan instalasi listrik tidak standar. Menyikapi hal itu, anggota DPRD DKI Jakarta, Pramono, mendorong diterapkannya program “1 APAR 1 RT” sebagai langkah konkret mitigasi kebakaran di tingkat komunitas.
APAR (Alat Pemadam Api Ringan) dinilai menjadi senjata pertahanan pertama yang efektif jika terjadi kebakaran kecil, yang bila tidak segera ditangani bisa meluas dan memicu kerugian besar. “Dengan menyediakan satu APAR di setiap RT, kita bisa menekan potensi kerugian sekaligus menyelamatkan nyawa,” tegas Pramono.
Kebakaran: Ancaman Nyata di Tengah Permukiman Padat
Berdasarkan data Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) DKI Jakarta, ratusan kasus kebakaran telah terjadi sejak awal tahun, dengan penyebab utama berasal dari korsleting listrik dan kelalaian manusia. Beberapa kejadian bahkan menelan korban jiwa dan menghanguskan puluhan rumah warga.
Pramono menyoroti bahwa kebanyakan kebakaran besar justru berawal dari api kecil yang tidak ditangani dengan cepat, karena warga tidak memiliki alat pemadam awal. Oleh karena itu, menurutnya, program “1 APAR 1 RT” adalah bentuk solusi praktis yang bisa dijalankan dengan dukungan anggaran pemerintah daerah.
Edukasi dan Kesadaran Komunitas Jadi Kunci
Tak hanya menyediakan alat, Pramono juga menekankan pentingnya pelatihan dasar penggunaan APAR bagi warga. Ia mendorong kolaborasi antara pemerintah kota, kelurahan, dan dinas pemadam kebakaran untuk mengadakan simulasi penanganan kebakaran secara rutin di setiap lingkungan RT.
“Jangan sampai APAR cuma jadi pajangan. Warga harus tahu cara pakainya, kapan digunakan, dan bagaimana evakuasi jika terjadi insiden,” ujarnya.
Ia juga menambahkan bahwa peningkatan kesadaran akan pentingnya kesiapsiagaan bencana harus menjadi gerakan bersama, bukan hanya tugas petugas pemadam.
Anggaran dan Realisasi: Bisa Dimulai dari Skala Prioritas
Saat ditanya soal pendanaan, Pramono mengusulkan agar pengadaan APAR dapat dimasukkan dalam anggaran Musrenbang tingkat kelurahan atau kota administratif. Dengan skema bertahap, program ini bisa dimulai dari wilayah yang tergolong rawan atau berisiko tinggi berdasarkan data kebakaran sebelumnya.
“Jika program ini dimulai dari sekarang, dalam dua tahun kita bisa capai target seluruh RT di Jakarta punya APAR yang aktif dan bisa digunakan,” jelasnya.
Cegah Sebelum Menyesal
Program “1 APAR 1 RT” yang digagas Pramono adalah bentuk nyata dari mitigasi bencana berbasis komunitas. Di tengah padatnya penduduk dan sempitnya akses jalan di banyak kawasan Jakarta, tindakan awal sebelum petugas tiba bisa menjadi penentu antara penyelamatan dan kehancuran.
Dengan partisipasi aktif warga, dukungan pemerintah, dan komitmen bersama, Jakarta bisa lebih siap menghadapi ancaman kebakaran—bukan hanya bereaksi saat api sudah membesar, tapi dengan pencegahan sejak percikan pertama.