Anggaran Janggal Dihapus: Bobby Nasution Soroti Kue Tar Mahal dan Tusuk Gigi Fantastis
Wali Kota Medan Bobby Nasution kembali jadi sorotan publik, bukan karena polemik, melainkan karena sikap tegasnya terhadap belanja pemerintah daerah yang dinilai tidak masuk akal. Dalam evaluasi anggaran terbaru, Bobby mencoret sejumlah pengajuan yang janggal, termasuk pembelian kue tar senilai puluhan juta rupiah dan tusuk gigi yang nilainya mencengangkan: Rp 100 juta.
Langkah ini mendapat apresiasi luas dari masyarakat yang telah lama mengeluhkan pemborosan anggaran daerah yang tidak berdampak langsung pada pelayanan publik.
Bongkar Anggaran Aneh, dari Kue ke Tusuk Gigi
Dalam rapat koordinasi anggaran, Bobby Nasution secara langsung menyoroti beberapa pos pengeluaran yang dinilainya tidak rasional dan berpotensi membebani keuangan daerah tanpa urgensi yang jelas.
“Kue tar harga puluhan juta? Tusuk gigi Rp 100 juta? Ini bukan sekadar angka, ini masalah kepercayaan publik. Kalau tidak kita benahi dari sekarang, ke mana arah tata kelola anggaran kita?” ujar Bobby dalam forum terbuka bersama SKPD Medan.
Selain kedua item tersebut, sejumlah anggaran seperti dekorasi non-esensial, jamuan seremonial mewah, dan pengadaan barang cetak dengan harga tinggi juga masuk dalam daftar pemangkasan.
Transparansi Jadi Kunci
Langkah tegas Bobby ini bukan kali pertama. Sejak awal menjabat, ia memang dikenal vokal dalam mendorong transparansi dan efisiensi anggaran. Tahun lalu, ia sempat menolak pengadaan lem kantor dengan harga yang dianggap “tidak logis” serta meninjau ulang anggaran renovasi kantor yang dinilai overbudget.
Dengan mempublikasikan pemangkasan ini, Bobby mengirim pesan bahwa uang rakyat harus digunakan dengan penuh tanggung jawab, dan tidak boleh dipakai untuk kebutuhan simbolik atau formalitas yang tidak berdampak nyata.
Respon Publik: Apresiasi dan Dukungan
Masyarakat Medan merespons positif langkah ini. Di media sosial, banyak warga memuji keberanian Bobby dan menilai bahwa tindakan seperti ini patut ditiru kepala daerah lain.
“Akhirnya ada juga pemimpin yang mikir logika. Masa iya tusuk gigi harganya bisa Rp 100 juta? Mau dari emas?” tulis seorang pengguna Twitter.
Tantangan: Perlawanan Birokrasi dan “Kebiasaan Lama”
Meski banyak didukung publik, Bobby tak menampik adanya resistensi dari sebagian kalangan birokrasi yang terbiasa dengan sistem lama. Ia menekankan bahwa perubahan ini memang tidak mudah, namun harus dilakukan jika ingin membangun sistem keuangan yang bersih dan berorientasi pada pelayanan masyarakat.
Langkah Kecil, Dampak Besar
Tindakan mencoret anggaran tak masuk akal mungkin terlihat sederhana, namun ini adalah bagian penting dari revolusi budaya birokrasi. Dalam dunia pemerintahan, keberanian untuk berkata “tidak” pada pengeluaran tak logis adalah langkah besar menuju transparansi, efisiensi, dan integritas.
Bobby Nasution, lewat kebijakan kecil namun signifikan ini, menunjukkan bahwa menjaga uang rakyat bukan soal pencitraan, melainkan soal keberanian, akal sehat, dan tanggung jawab.