Polisi Bongkar Alasan Begal Ojol di Bogor: Rebut Motor Demi Narik Sendiri
Kasus pembegalan terhadap pengemudi ojek online (ojol) kembali terjadi di wilayah Bogor. Namun kali ini, pelaku mengungkapkan motif yang tak biasa di balik aksinya. Setelah ditangkap oleh jajaran kepolisian, pria berinisial AR itu mengaku ingin merebut motor korban karena berniat menjadi driver ojol juga.
Aksi nekat pelaku yang menyamar sebagai penumpang ini terjadi di wilayah Bogor Timur, dan sempat membuat geger komunitas ojek online setempat. Korban yang tak ingin disebutkan namanya, mengalami luka ringan setelah sempat berusaha melawan saat motornya dirampas.
Modus: Pesan Layanan, Lalu Serang
Pelaku AR diketahui memesan layanan ojol menggunakan aplikasi dengan identitas palsu. Setelah korban menjemput dan mengantar ke lokasi tujuan, pelaku meminta berhenti di tempat sepi dengan alasan ingin turun. Saat itulah, pelaku langsung melancarkan aksinya, mengeluarkan senjata tajam dan mengancam korban agar menyerahkan kendaraan.
Beruntung, korban berhasil melarikan diri dan segera melapor ke kantor polisi terdekat. Kurang dari 24 jam, pelaku berhasil dibekuk di tempat persembunyiannya di kawasan Cibinong.
Motif Mengejutkan: Ingin “Narik” Juga
Dalam pemeriksaan, AR mengaku tidak memiliki pekerjaan tetap dan terdesak kebutuhan ekonomi. Ia menyebut melihat pengemudi ojol bisa menghasilkan uang harian dan berencana mengikuti jejak mereka. Namun karena tidak memiliki motor, ia memilih cara instan—membegal untuk mendapatkan kendaraan.
“Pelaku mengaku ingin ikut menjadi driver ojek online. Dia butuh motor, dan akhirnya nekat merebut milik korban,” ungkap Kapolsek Bogor Timur, Kompol [Nama Fiktif], dalam konferensi pers.
Keterangan ini membuat publik terkejut dan prihatin. Alih-alih mencari solusi legal, pelaku justru mengambil jalur kriminal yang membahayakan nyawa orang lain.
Dijerat Pasal Berlapis
Atas perbuatannya, pelaku AR kini dijerat dengan Pasal 365 KUHP tentang pencurian dengan kekerasan, dengan ancaman hukuman maksimal 9 tahun penjara. Polisi juga tengah mendalami kemungkinan pelaku terlibat dalam kasus serupa di wilayah lain.
Selain senjata tajam, polisi menyita barang bukti berupa ponsel, jaket ojol yang dipakai untuk menyamar, dan motor korban yang sempat dibawa kabur.
Imbauan untuk Driver dan Masyarakat
Kasus ini menjadi peringatan bagi para driver ojol untuk lebih waspada, terutama saat menerima orderan dari penumpang yang mencurigakan atau mengarahkan ke lokasi sepi. Komunitas ojol juga diimbau untuk saling berbagi informasi dan tidak ragu melapor jika merasa terancam.
Pihak kepolisian menegaskan komitmen mereka dalam menjaga keamanan pengemudi ojol sebagai bagian penting dari sistem transportasi urban saat ini.
Motif pelaku yang mengaku ingin “ikut narik” mungkin terdengar ironis, namun tidak membenarkan tindakan kriminal apa pun. Membegal bukanlah jalan keluar dari kesulitan hidup. Kasus ini menjadi pelajaran penting bahwa kesempatan ekonomi harus diperjuangkan lewat cara yang sah, bukan lewat kekerasan. Keamanan di jalan adalah tanggung jawab bersama, dan setiap bentuk ancaman terhadap pekerja transportasi publik harus ditindak tegas.